Senin, 14 Mei 2012

Dipakai Luar Biasa ...

Kadang terlalu gampang kita berkata ke teman kita yang sedang dalam masalah, Tenang sayang, Tuhan sudah merancangkan hal yang terindah
 untukmu, sabar ya menjalaninya, nanti kamu pasti akan melihat pelangi setelah hujan..

Kami (saya dan suami) punya teman yang cukup akrab, mereka sudah menikah lebih dari 7 tahun dan belum dikaruniai momongan, kami pernah menganjurkan mereka untuk cek ke dokter tempat saya cek sebelumnya, akhirnya mereka kesitu dan hasilnya, mereka berdua dalam keadaan baik-baik saja, tidak ditemukan adanya kelainan yang menyebabkan mereka belum punya anak, dokter itu pun berkata, ini hanya kehendak yang diatas. itu 2 tahun yang lalu, waktu berlalu mereka berdua focus ke kerjaan dan buka beberapa usaha yang semuanya berjalan lancar.

Bulan ini mereka menggundang kami ke rumahnya dalam rangka babtis anak angkat mereka yang masih anak keluarga mereka namun kurang mampu,  sang istri akhirnya keluar dari pekerjaannya karena dia ingin konsen mendidik anaknya sendiri tanpa bantuan pembantu. Luar biasa bukan..

Disini saya melihat karya Tuhan yang luar biasa melalui mereka, mereka tidak diberi momongan tanpa tujuan yang indah menurut pandangan manusia saya, mereka diberi hati yang mulia dan rela berkorban, mungkin anngkat anak gampang ya kalau uang kita banyak tapi yang mau keluar dari pekerjaannnya dan focus untuk mengurus anak itu sendiri dengan kasih sayang yang tulus bagai Ibu kandungnya, tunggu dulu belum tentu hanya orang-orang terpilih yang bisa melakukan ini.

Saya melihat semakin hari keluarga mereka semakin diberkati dan mereka benar-benar mencurahkan kasih sayangnya ke anak itu, mereka juga makin romantis dan wajah-wajah mereka dipenuhi kebahagiaan. Itulah pelangi yang Tuhan ciptakan buat mereka, bukan pelangi jadi-jadian yang kita buat untuk mencipkana kebahagiaan semu.

Semoga kita, saya dan siapa pun yang membaca ini dipakai luar biasa di jalan kita masing-masing

Kamis, 03 Mei 2012

Nikah beda suku :)

Pamarrasan salah satu bumbu yang enak dari Toraja, di Jawa juga ada namanya kluwak, yang buat masak rawon ituloh tapi entah kenapa rasanya sungguh berbeda, penampilannya juga. Kalau masak pamarrasan itu kudu kental agak berminyak dan pedes,  nah kalo makan rawon tuh berkuah dan ga cocok aja sama lidah saya.

Beginilah Penampakan masakan itu, nama bekennya pantollo pamarrasan seperti dibawah  (gambar diambil dari joiceyusriani.wordpress.com)
 
Jadi ceritanya kakak saya kan mayan jago masak deh, kemarin itu dirumah masih ada sedikit bumbu pamarrasan ini, tinggal itu doang, baru mau nitip kakak saya nih kalau bali Toraja. Nah dibuatlah pantollo’ pamarrasan itu, sepulang saya dari kantor melihat di wajan masih ada 4 potong ikan berbumbu pamarrasan itu, saking sukanya makannya saya irit-irit dong hehehe  saya makan sepotong dulu, rencananya sisanya buat sarapan besok pagi.

Bangun pagi saya sudah kebayang-bayang dong mo makan ikan enak itu, cepat-cepat saya mandi dan siap-siap ke kantor trus turun ke dapur, eh ada Ibu Mertua saya, si Ince lagi bersih-bersih di luar.

Saya : Bu, ikan yang hitam-hitam itu mana?
Oma: ohh ikan Gosong itu?, sudah saya buang …
Saya: lah Bu, itu bukannya gosong emang bumbunya begitu …
Oma : loh gitu ya.. wah maafkan Oma.. oma kira itu ikan Gosong
Saya: *nangis Bombay dalam hati

Moral cerita : sebaiknya ceritakan dan tunjukkan bumbu-bumbu makanan yang khas dari daerahmu terutama ke Ibu Mertuamu .

Huaaaaa belum iklas kalo ingattt ikan itu hahahhahahaha