Saya suka bercerita tentang sahabat karena dengan begitu kerinduan bersua dengan mereka sedikit terobati *cie bahasa gw :). Saya suka Bersahabat karena belum pernah saya melihat kerugian bersahabat, walaupun ada suka dan duka tapi itu memberi warna sendiri dalam jalinan persahabatan. Persahabatan mengajarkan saya untuk mengurangi keegoisan, belajar bersabar dan menjadi pendengar yang baik.
Kali ini tentang sahabatku Selvi, kami berteman dari kelas 1 SMP itu sekitar 15 tahun yang lalu. Kami pernah mengaku-ngaku sepupu hanya karena jenis kulit kami yang hampir sama, putih kemerahan apalagi kalau kena panas matahari. Korban kami yang paling percaya kebohongan kami itu si kembar Nelda dan Neldi, btw kami belum mengklarifikasi itu sampai sekarang. kami sering sependapat tapi lebih sering berbeda kami sama-sama keras sehingga perlu teman yang lain untuk menetralkan suasana apabila kami sudah beda pendapat dan sama-sama keras kepala.
Waktu masuk SMU dia memilih untuk sekolah di Palopo mengikuti keluarganya yang pindah sementara saya tetap di Toraja, Beberapa bulan sekali dia datang ke Toraja. Biasanya kami berpetualang bersama mendaki gunung atau bahkan sekedar tidur di tenda yang kami pasang di atas bukit dekat rumah nenekku. Ada sedikit cerita lucu berkemah di dekat rumah nenek, Nenek saya yang penyayang itu menyuruh orang untuk mengawasi/ menjaga kita tak jauh dari tenda kita tapi tanpa sepengetahuan kita. Belum lagi kita dibawakan kolak Ubi dan disiapkan api unggun, sungguh berkemah termanja yang pernah saya alami.
Memasuki perguruan tinggi, dia memilih di kota pelajar, Jogja dan saya ke kota hujan, Bogor. Selama itu kami kehilangan kontak. Hingga suatu hari sekitar 5 tahun kemudian saya bertemu lagi dengan dia, di Jogja. Dia memperkenalkan saya dengan pacarnya waktu itu yang saya panggil Dogi alias dokter gigi. Setelah itu kami hanya bertukar cerita lewat Friendster, Facebook, Email, telepon ataupun sms.
Beberapa bulan setelah itu dia memberi kabar bahwa dia akhirnya ada di Bali bekerja dan sudah putus dengan si Dogi. Akhirnya kami sepakat reunian di Bali. Berhubung saya dan sahabat yang lain harus naik pesawat yang biayanya lumayan kesana maka untuk biaya hotel, Transport di Bali dan Makan dia yang bayar. Wah reunian yang menyenangkan bukan ;) .
Sejak itu kami belum pernah ketemu lagi, harusnya bulan ini kami reunian lagi tapi karena salah seorang sahabat yang lain tiba-tiba mendapat masalah sehingga reunian diundur untuk waktu yang belum diketahui pastinya. Sekarang dia sudah pindah lagi ke Jogja melanjutkan kuliah dan menjadi Pacar kakak saya, Cinta memang tidak bisa ditebak. Biarkan perasaan itu mengalir dan ia akan menemukan muara yang seharusnya.
Sahabatku sekarang menjadi calon kakak iparku ...