Rabu, 22 Juli 2009

Batu Hiu, Pantai Pangandaran, Green Canyon

Gerbang masuk berupa kepala Hiu

Pantai yang berdekatan dengan gerbang Kepala Hiu

Pepohonan yang nyaman untuk bernaung
Pemandangan yang indah
Ombak yang menderu
Mengejar Sunrise di Pantai Pangandaran

Menikmati Sunset di Pantai Pangandaran



Green Canyon


Foto diatas diambil tahun Mei 2006 2 bulan sebelum Tsunami menghancurkan Pangandaran, waktu itu saya lihat di TV, hotel tempat kami menginap yang langsung di bibir pantai hancur meninggalkan puing-puing.

Saya suka tempat ini, semoga sekarang sudah kembali bangkit seperti sebelumnya atau bahkan lebih baik lagi.

Selasa, 21 Juli 2009

Pelabuhan Ratu

Menurut saya keuntungan lain dari suami istri yang bekerja adalah menambah jadwal piknik bersama yang diadakan di kantor masing-masing tempat bekerja suami/istri.
Kemarin saya ikut piknik dari tempat kerja suami namun kali ini hanya untuk 1 departement yang hanya berisi 17 kepala keluarga. Kali ini tujuannya ke Pelabuhan Ratu dan ini merupakan kunjungan saya yang ke dua kalinya.

Berangkat dari Kantor suami di Sunter pukul 08.15 WIB dengan menggunakan bis, ternyata dalam perjalanan di hadang macet yang cukup lama sehingga perkiraan yang hanya 4 jam perjalanan berubah menjadi 5 jam 30 menit. Waktu pertama kali ke Pelabuhan Ratu bawa mobil sendiri perjalanan cuma sekitar 3 jam. Kami menginap di Bunga Ayu Resort letaknya tepat di bibir pantai dengan suasana yang nyaman dan aman. Saya suka bangunan hotelnya lebih private sebagian besar semi bungalow yang menghadap ke laut terdapat juga tangga hotel yang langsung ke pantai, hanya sekitar 15 anak tangga.

Setelah makan siang dan berberes di kamar saya mengajak beberapa Ibu- ibu jalan-jalan ke tempat pelelangan ikan yang tak jauh dari tempat kami menginap dengan naik kendaraan umum yang lewat depan hotel cukup dengan membayar Rp. 2.000,- sekalian menunggu para suami yang sedang arung jeram di Citarik. Di tempat pelelangan ikan itu banyak nelayan yang baru kembali dari laut yang memjual hasil tangkapannya dengan harga yang lebih murah, ada juga pedagang ikan asin, ikan asap dan ada juga jasa bakar ikan yang bumbunya disesuaikan dengan permintaan pelanggan.
Tempat pelelangan ikan berhadapan dengan Pasar kecil. Waktu itu seorang Ibu lupa membawa celana pendek untuk anaknya bermain dipantai saya mengatarnya berbelanja di Pasar itu dan menemukan beberapa celana pendek dengan harga yang murah sama saja dengan harga celana pendek sejenis di Jakarta. sore hari setelah kembali ke hotel saya baru tahu kalau ternyata ada juga penjual celana pendek keliling dengan harga yang sama. Jadi jangan kuatir jika lupa membawa pakaian ganti karena banyak penjual pakaian dengan harga yang murah yang berkeliling di sepanjang pantai . Di dalam pasar itu juga ada penjual bakso ikan yang bisa langsung dimakan ataupun yang mentah untuk dibawa pulang.

Setelah puas berkeling Pelelangan ikan dan Pasar kami kembali ke hotel, Para suami sudah kembali dari arung jeram dan sudah asik berenang di Pantai, ada beberapa Istri yang langsung bergabung dengan suaminya berenang di Pantai. Saya memilih bersantai duduk menghadap kelaut dengan menikmati secangkir kopi dan beberapa cemilan.

Acara selanjutkan khas piknik kantor yaitu sambutan Ketua panitia, Pak Bos, makan malam, games, door prize kemudian bakar ikan dan jagung tempatnya di Halaman hotel di Bibir Pantai. Setelah puas bercengkrama satu persatu peserta memasuki kamar untuk beristirahat, Oya Ikan untuk di bakar langsung dibawa dari Jakarta karena waktu itu memesan lewat hotel ternyata harganya lebih mahal sampai 2 kali lipat dari harga di Jakarta padahal seandainya beli sendiri di Pelelangan Ikan harganya bisa jauh lebih murah namun ternyata panitia terhalang kegiatan arung jeram sehingga berpikir tidak punya waktu untuk ke Pelelangan ikan. Untuk peralatan bakar-bakaran dan proses bakar-bakaran dibantu oleh pihak hotel jadi kita tinggal menikmati saja.
Pagi harinya acaranya Games anak yang dilaksanakan di Pantai, setelah itu acara bebas berhubung suami masih senang berenang di pantai saya mengajak beberapa Ibu-ibu untuk mencari tempat jual souvenir khas Pelabuhan Ratu, dari info seorang teman disekitar situ ada tempat jual Souvenir namanya Karang Hawu. Dari Bunga Ayu Resort ke Karang Hawu yang jaraknya kurang lebih 15 km kami naik angkutan umum yang lewat di depan Hotel dengan ongkos Rp. 5.000,-. Sesampai disana saya cukup kaget karena ternyata tempat jualan souvenirnya itu hanya beberapa warung saja dan menjual souvenir yang menurut saya sangat biasa dan tidak ada yang khas, di situ juga ada yang berjualan makanan dan buah-buahan. Bahkan beberapa Ibu protes karena harga Sawo yang banyak dijual disitu lebih mahal dari harga Sawo di Jakarta. Saya akhirnya hanya membeli 2 buah gelang bermotof kulit ular seharga @ Rp. 5.000,- itu juga karena kasian sama Ibu penjualnya.
UntungnyaPemandangan di Pantai Karang Hawu tidak membosankan di pandang mata, karang-karang yang kokoh dihantam ombak terus menerus terbayar sudah kekecewaan karena gagal berburu souvenir. Pantai itu cukup ramai dikunjungi wisatawan karena memang pemandangannya paling bagus disepanjang Pelabuhan Ratu.

Setelah Puas melihat-lihat kami kembali ke Hotel untuk Makan siang dan Check out. Pukul 12.30 WIB kami meninggalkan Pelabuhan Ratu dan sampai di Sunter sekitar jam 17. 30 WIB, tadinya berencana mampir di jalan untuk membeli oleh-oleh ternyata sepanjang jalan ketiduran akhirnya tiba di rumah tanpa oleh-oleh buat tetangga dan teman-teman.

Oya, berhubung Pikniknya dengan rekan-rekan kerja suami yang sudah cukup umur jadi mau nggak mau harus menyesuaikan pakaian yang dipakai tapi ada untungnya juga jadi nggak begitu hitam pulang dari Pantai hahahahaha…

Kamis, 16 Juli 2009

Mengalir ke muaranya...

Saya suka bercerita tentang sahabat karena dengan begitu kerinduan bersua dengan mereka sedikit terobati *cie bahasa gw :). Saya suka Bersahabat karena belum pernah saya melihat kerugian bersahabat, walaupun ada suka dan duka tapi itu memberi warna sendiri dalam jalinan persahabatan. Persahabatan mengajarkan saya untuk mengurangi keegoisan, belajar bersabar dan menjadi pendengar yang baik.

Kali ini tentang sahabatku Selvi, kami berteman dari kelas 1 SMP itu sekitar 15 tahun yang lalu. Kami pernah mengaku-ngaku sepupu hanya karena jenis kulit kami yang hampir sama, putih kemerahan apalagi kalau kena panas matahari. Korban kami yang paling percaya kebohongan kami itu si kembar Nelda dan Neldi, btw kami belum mengklarifikasi itu sampai sekarang. kami sering sependapat tapi lebih sering berbeda kami sama-sama keras sehingga perlu teman yang lain untuk menetralkan suasana apabila kami sudah beda pendapat dan sama-sama keras kepala.

Waktu masuk SMU dia memilih untuk sekolah di Palopo mengikuti keluarganya yang pindah sementara saya tetap di Toraja, Beberapa bulan sekali dia datang ke Toraja. Biasanya kami berpetualang bersama mendaki gunung atau bahkan sekedar tidur di tenda yang kami pasang di atas bukit dekat rumah nenekku. Ada sedikit cerita lucu berkemah di dekat rumah nenek, Nenek saya yang penyayang itu menyuruh orang untuk mengawasi/ menjaga kita tak jauh dari tenda kita tapi tanpa sepengetahuan kita. Belum lagi kita dibawakan kolak Ubi dan disiapkan api unggun, sungguh berkemah termanja yang pernah saya alami.

Memasuki perguruan tinggi, dia memilih di kota pelajar, Jogja dan saya ke kota hujan, Bogor. Selama itu kami kehilangan kontak. Hingga suatu hari sekitar 5 tahun kemudian saya bertemu lagi dengan dia, di Jogja. Dia memperkenalkan saya dengan pacarnya waktu itu yang saya panggil Dogi alias dokter gigi. Setelah itu kami hanya bertukar cerita lewat Friendster, Facebook, Email, telepon ataupun sms.

Beberapa bulan setelah itu dia memberi kabar bahwa dia akhirnya ada di Bali bekerja dan sudah putus dengan si Dogi. Akhirnya kami sepakat reunian di Bali. Berhubung saya dan sahabat yang lain harus naik pesawat yang biayanya lumayan kesana maka untuk biaya hotel, Transport di Bali dan Makan dia yang bayar. Wah reunian yang menyenangkan bukan ;) .





Sejak itu kami belum pernah ketemu lagi, harusnya bulan ini kami reunian lagi tapi karena salah seorang sahabat yang lain tiba-tiba mendapat masalah sehingga reunian diundur untuk waktu yang belum diketahui pastinya. Sekarang dia sudah pindah lagi ke Jogja melanjutkan kuliah dan menjadi Pacar kakak saya, Cinta memang tidak bisa ditebak. Biarkan perasaan itu mengalir dan ia akan menemukan muara yang seharusnya.

Sahabatku sekarang menjadi calon kakak iparku ...

Kamis, 02 Juli 2009

Sahabatku menangis...

Hei sahabat,
Menangislah jika ingin menangis
Berlarilah jika ingin lari
Tapi jangan pernah menyerah
karena aku akan selalu ada untukmu

Hei kau lelaki yang di ujung sana,
Berhenti memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan cintanya
Karena cinta suci tumbuh dengan sendirinya

Hei Tante dan Om,
Berhentilah mencari alasan untuk memaksakan kehendak kalian
Karena tiap orang punya hak untuk memilih

Hei kalian semua,
Jangan paksa dia menikah dengan orang yang tidak dicintainya
Karena dia memang tidak ingin.

huh..menurutku itu sangat tidak adil baginya
entah untukMU...

Rabu, 01 Juli 2009

Mandi air asin dan luluran pasir ...

Aha.. akhirnya Juli juga
Pelabuhan Ratu, kami datang lagi ... !