Kamis, 25 September 2008

Mati gaya..



Setelah Friendster sekarang giliran multiply yang di block, mungkin selanjutnya Facebook. duh.. asal jangan blogspot ya...

Kamis, 18 September 2008

Balada Sang Agen

Tadi pagi saya pergi ke A untuk merubah beberapa data pada rekening saya.
CS A : "Selamat Pagi Bu, ada yang bisa saya bantu?"
Saya : "Selamat pagi juga Pak, iya nih Pak,Ini buku tabungan saya Pak, saya berniat merubah beberapa data pada rekening tabungan saya".
CS A : "Oh tidak masalah Bu, mari saya bantu.Ibu cukup mengisi formulir ini .. dst.
ada lagi yang bisa saya bantu Bu?"
Saya : " Itu aja kok Pak, Terima kasih ya Pak" ( siap-siap beranjak dari situ )
CS A : " Maaf Bu, Ibu sudah punya asuransi belum ?"
Saya : "Oh, Emang A sekarang punya program asuransi juga ya Pak?"
CS A : " Ssttt ..(menengok ke kanan dan ke kiri), tapi diam-diam aja ya.. saya mau nawarin asuransi dari B, dari pada Mba nabung kaya' gini bunganya kecil mba, coba kalau mba ikut asuransi A manfaatnya lebih banyak loh mba. saya punya beberapa cerita mba tentang orang-orang yang merasakan manfaat asuransi B ini. Beberapa bulan yang lalu... Dst (Bercerita tanpa henti selama kurang lebih 10 menit)
Saya :" X!@#$%^&*()@#$_+": !!???"

Ket: A : Bank Swasta
B : Perusahaan Asuransi
CS A : Customer Service Bank A

hmm.. saya jadi curiga jangan-jangan uplinenya CS A adalah manager cabangnya hehehehe

Rabu, 17 September 2008

To Mepare


Bagi yang sering mengikuti kegiatan paduan suara di kampus mungkin pernah mendengar atau menyanyikan lagu To Mepare yang berasal dari Tana Toraja. Saya yakin banyak diantara para penyanyi atau pendengar itu tidak tahu arti lagu itu.oleh karena itu saya akan mencoba menerjemahkan lagu ini, siapa tahu suatu saat ada yang membutuhkan.

To Mepare

Ku mentiro rokko melombokna
Ku messaile langan mentanetena
Lenduk masannangna tu penangku
Untiroi tu pare siririan

Tiroi tu tau diong situru’-turu’
Siba bunu’ sia pang lemba’na
Lamale umpeparei tu umanna
Ma sannang tu penanna

Tiroi tu pia tomangla sambali’
Si semba’ si kallode’
Ungkampai soro’na to mepare
Na patamai tu panglana

Perangimi tu tomepare diong
Sipella’tekan sipetataan
Marassan ungkutui’ peparena
Masannang tu penanna

Hasil terjemahan :

Para pemanen Padi

Ku melihat ke bawah lembah
Ku menoleh ke atas bukit
Sungguh alangkah senang hatiku
Melihat padi yang menguning

Lihatlah orang-orang dibawah berbondong-bondong
Membawa ikatan padi dan pikulannya
Hendak memanen sawahnya
Alangkah senang hatinya

Lihatlah anak gembala disana
Saling menendang saling berteriak
Menunggu usainya para pemanen
Untuk memasukkan gembalaannya

Dengarkanlah orang yang memanen padi dibawah
Saling mengganggu saling mengetawai
Sedang mengikat padinya
Alangkah senang hatinya

Jika ada yang kebetulan mampir kesini dan melihat ada kesalahan pada terjemahan saya mohon koreksinya ya..

gambar dari cianjur-online.com

Selasa, 16 September 2008

Pia Toraya (Anak Toraja)


Baine , duang pulo annan taun tu mangka mendapo’.dadi dio Tondok Toraya, melada’ tuo misa dia Bogor, majama dio Jakarta sia torro dio Bekasi.

Dalam bahasa Indonesia:
Perempuan, 26 tahun yang sudah menikah, lahir di Tana Toraja, belajar mandiri di Bogor, bekerja di Jakarta dan tinggal di Bekasi.

Senin, 15 September 2008

Hanya sebuah Kisah..

+ “Kumohon… Jangan Pergi!”
“Tapi aku harus pergi“
+ “Kalau begitu Pergilah“
“Tapi aku tak ingin meninggalkanmu”
+ “Tapi kau harus pergi”
”Trus bagaimana dengan kisah kita”
+ ”Seperti katamu kita hanya sebuah kisah”

Jumat, 12 September 2008

Tentang Menyetir...



Tidak terasa sudah 3 minggu saya akhirnya bisa juga menyetir sendiri ke kantor. padahal jika mengikuti ketakutan saya yang dulu rasanya saya tidak akan berani menyetir dari Rumah saya nun jauh disana ( Bekasi ) ke Kantor ( Jakarta) beberapa hal yang menyebabkab terjadinya kekuatiran saya adalah rute yang saya akan lalui melewati beberapa keruwetan diantaranya :

@ Rute yang sama dengan truk dari pabrik-pabrik yang besarnya ada yang sampai 5 kali ukuran mobil yang saya bawa, bahkan ada yang memang berisikan 4-6 mobil yang sama dengan yang saya kendarai. Posisi yang paling membingungkan yaitu terhimpit diantara 4 truk di depan, belakang, kiri dan kanan saya serasa semut ditengah 4 gajah ( Ok, agak hiperbola)

@ Melewati 2 pasar tumpah, tau dong yang tumpah apa aja, ada cabe, ayam, becak, mobil yang parkir sembarangan, Ojek motor, ojek Gerobak.ditambah orang-orang yang menyebrang seenak jidatnya.

@ Lampu merah yang hanya pajangan, jangan berharap lampu hijau itu tandanya sudah bisa jalan karena didepan masih ada truk /bis yang melintang menghalangi jalan dan baru menghilang setelah lampu hijau itu berganti merah.

@ melewati 2 pertigaan rawan macet yang dikuasai preman jalanan yang siap mengulurkan tangannya meminta recehan dengan sedikit paksaan dan tidak segan-segan menggedor-gedor mobil jika menurutnya kita lambat berbelok.

@ dan yang terakhir yang tentunya semua orang mengalaminya yaitu motor-motor yang jalannya tidak bisa ditebak yang kadang seperti Ikan Indosiar yang terbang melintang didepan mobil yang kita kendarai dan membuat kita ngerem mendadak dan mengelus dada meningkatkan kesabaran.

Jadi menurut saya ketakutan saya waktu itu cukup beralasan, namun setelah saya perhatikan para pengemudi disekitar saya banyak juga para wanita dan bahkan sampai sopitr angkotnya juga wanita saya akhirnya memutuskan untuk belajar menyetir.

Dengan 1 jam berkeliling di lapangan parkir pacuan kuda, Pulomas, 1 Jam di Jalan raya kawasan Industri Cibitung akhirnya saya memberanikan diri meyetir ke kantor tapi cuma berangkatnya saja berhubung saya belum punya SIM. Thanks God semuanya berjalan lancar. Sekarang tinggal melatih mental aja biar nga keki kalau parkirnya lama 

So bagi yang mau belajar nyetir gampang kok Cuma modal keberanian dan Percaya diri hehehhehehhe

Bagi yang sudah Expert ataupun pembalap harap maklum !

Gambar diambil dari detikhot.com

Waktu dan Cerita...

Jika kau temanku, Mari berbagi waktu denganku...
Jika kau sahabatku, Mari berbagi cerita denganku...

karena waktu dan cerita selalu berjalan beriringan...