Senin, 26 Oktober 2009

Kunjungan Sahabat..



Usia persahabatan kami lebih dari 15 tahun, saya ingat betul pertama kali kami berkenalan. Saat itu saya sedang jajan didepan sekolah tiba-tiba dia mendekati saya dan mengajak kenalan, katanya dia ingin berteman dengan saya. Tentu saja ajakan itu merupakan suatu kebahagiaan bagi saya karena dari SD saya yang beda kecamatan dengan SMP kami itu hanya saya seorang yang mendaftar ke SMP itu. Ajakan berteman itu bagaikan segelas air di padang gurun buat saya saat itu.


15 Tahun saya mengenalnya dia masih sahabat yang baik, pengertian dan sederhana. Senang bangat akhirnya dia bisa datang dan menginap di rumah mungil kami, bernostalgia dan bercerita tentang segala suka dan duka persahabatan kami yang ternyata sangat besar andilnya dalam membentuk karakter kami saat ini.


ah.. saya selalu merindukan berkumpul dengan para sahabat...


Ulee keen... Thanks buat kunjungannya ya .. love u.. muah..

Jumat, 23 Oktober 2009

Tiba-tiba berbahaya...

Sejak menemukan situs itu saya jadi ketagihan membukanya dalam seminggu saya pasti mampir kesana minimal 2 kali. cerita bersambung adalah bagian yang paling saya sukai dari situs ini. ceritanya bagus-bagus bahkan ada beberapa yang saya baca berkali-kali saking menariknya alur ceritanya. namun hari ini tiba-tiba muncul kalimat ini ketika saya menuju ke situs kesayangan itu : " SITUS INI MUNGKIN BERBAHAYA BAGI KOMPUTER ANDA", eh maksud loh.. kok baru sekarang? setelah kejadian itu... ah.. sudahlah biar kusimpan sendiri kenanganku bersamu... loh?! kok jadi nyanyi...

Semoga besok-besok kamu tidak berbahaya lagi ya.. femina-online.com :)

Rabu, 14 Oktober 2009

Makanan Raja dari Tana Toraja

Beberapa hari ini kangen bangat makanan khas Tana Toraja, Kampung halaman tercinta. supaya kangennya sedikit terobati hari ini pengen mengulas Makanan Khas Tana Toraja.

1. Pa'Piong
Pa'Piong adalah makanan yang dimasukkan kedalam bambu kemudian dibakar. Pa'Piong ini dapat berupa :

• Pa’ Piong Bo’bo (di Jawa orang sebut Lemang)
Beras ketan dicampur santan ( bisa ditambahkan garam dan bawang putih sesuai selera) kemudian dimasukkan kedalam bambu dan dibakar, ada juga beberapa orang yang memasak nasi dan santannya dulu kemudian setelah setengah matang nasi dibungkus daun pisang kemudian dimsukkan kedalam bamboo dibakar sebentar jadi deh Pa’piong nasinya.
Saya pribadi lebih suka yang dimasak langsung didalam bamboo lebih wangi dan enak, dimakan dengan lauk masker oh enaknya..

• Pa’ Piong duku’ Bai ( Daging babi dimasak bambu)
Daging babi, daun miyana (Kadang diganti daun singkong) , bawang merah, bawang putih, jahe, cabe , daun bawang, garam dicampur dimasukkan kedalam bambu setelah itu dibakar. Kadang ditambahkan parutan kelapa sesuai selera. Di Jakarta orang lebih sering memasak bahan dengan bumbu yang sama diwajan tapi hasilnya berbeda, yang dimasak di bamboo lebih wangi dan enak menurut saya.

• Pa’ Piong Bura’ (Batang pisang muda dimasak bambu)
Batang pisang muda diiris tipis-tipis kemudian dicampur kadang dengan ikan atau ayam ditambahkan bumbu sesuai selera biasanya kelapa parut, cabe, bawang merah, bawang putih, Jahe dll. Kemudian dibakar. Batang pisang muda yang digunakan dari jenis pisang tertentu rasanya lebih enak dan wangi.

2. Pantollo’ Pamarrasan
Bahan yang harus ada yaitu keluwak (kluwak) yang sudah diolah dengan dikeringkan, dijemur dan dihaluskan
Ikan/ayam/daging babi/belut (yang sudah dibakar) dimasak dengan Keluwek dan sayur pangi (Kulit keluwek yang sudah diiris tipis-tipis kemudian dijemur hingga kering), cabe, jahe, sereh, bawang merah, bawang putih, daun bawang dan bumbu lainnya sesuai selera. Kluwak dalam bahasa Toraja disebut Pamarrasan

3. Masker (Masak kering)
Daging bebek/ayam/babi/Anjing dimasak kering dengan bumbu lengkuas, ketumbar, lada, sereh, daun jeruk, jahe, cabe, bawang merah, bawang putih dan lainnya sesuai selera.

4. Pangrarang ( sate)
Bedanya sate biasa dengan sate Toraja hanya pada bumbunya. Di Toraja sate hanya diberi garam secukupnya kemudian dibakar diatas bara sesudah matang dimakan dengan cabe ulek yang diberi perasan jeruk nipis.

5. Utan daun dua' kayu tu'tu' sola duku' bai (Daun singkong tumbuk dan daging babi)
Daun singkong muda ditumbuk halus kemudian dicampur irisan daging babi ditambahkan bawang merah, bawang putih, cabe, lengkuas, sereh dimasak dengan api sedang hingga matang. enaknya dimakan dengan nasi hangat dan sambal terasi atau sambal teri.

6. Kapurung
sebenarnya ini makanan khas orang Palopo yang jaraknya sekitar 2 jam perjalanan dari Toraja tapi sudah seperti makana khas orang Toraja juga. Bahan dasarnya tepung sagu yang disiram air panas kemudian dibentuk bulat-bulat kecil dicemplungkan kedalam kuah ikan kemudian dicampur suiran ikan atau daging, sayuran, kacang goreng yang sudah dihaluskan, sambal terasi, dan perasan jeruk nipis.. uh.. ini makanan favorit saya.. sangat enakkk…

saya baru sadar kalau semua masakan diatas bisa saya masak dulu di Toraja sana tapi disini sekarang saya lebih banyak malas, kalau kepingin makan paling menunggu ada keluarga yang buat acara atau kebaktian karena dijamin psti ada masakan Torajanya.
Satu-satunya penjual makanan khas Toraja yang ada di Jakarta yaitu di warung Pong Indra di depan Gereja Toraja Tongkonan Kelapa Gading, sayangnya untuk menu Pantollo Pamarrasan hanya tersedia di hari minggu atau jika ada Pesanan tapi untuk Masker bebek atau lebih akrab disebut dangkot tersedia setiap hari.

Anehnya semua masakan Khas Toraja yang saya makan di Jawa tidak seenak yang saya makan di Tana Toraja sana. Sate Babi misalnya, jika Di Toraja hanya dibakar dengan sedikit garam kemudian dicocolin dengan ulekan cabe yang diberi perasan jeruk nipis rasanya selangit dibanding dengan sate babi yang di Jakarta khususnya. Mungkin kebanyakan bumbu atau karena babinya makanannya beda dengan di Toraja sehingga rasa dagingnya kurang enak. Atau mungkin juga dipengaruhi suhu udara yang dingin di Toraja sehingga makanan lebih terasa nikmat..

Kalau ada yang mau berwisata ke Toraja, nggak bakal rugi deh .. tapi kalau mau kesana usahakan mencari info Rambu Solo’(Upacara orang Mati ) karena itu salah satu keunikan Tana Toraja yang tidak setiap saat ada. Hotel-hotel di Toraja ditanggung murah, makanannya juga demikian murah dan enak.

Oh… kangen Toraja ..