Rabu, 05 November 2008

ada-ada saja..

Semalam setelah mengantarkan Ibu mertua yang akan pulang ke Solo ke Stasiun kereta, yang keberangkatannya terlambat 45 menit dengan pemberitahuan keterlambatan 5 menit sebelum jadwal yang ditentukan dan tanpa penjelasan lamanya keterlambatan akhirnya saya dan suami pulang ke rumah. ( oh.. Indonesiaku)

Seperti biasa saya langsung siap-siap mandi sedangkan sang suami tidak seperti biasanya datang-datang langsung mengutak-atik PSnya. Ternyata kejadian 2 bulan yang lalu kembali terjadi, memory card sang suami tiba-tiba raib tanpa jejak.
Selain kami berdua sebagai penghuni rumah masih ada MY si asisten rumah tangga yang tomboy yang cuma datang untuk cuci, gosok dan bersih-bersih.

Saya langsung menelpon MY menanyakan adakah orang lain selain dirinya yang masuk kerumah hari itu. MY mengatakan hanya satpam kompleks yang datang minta dibuatkan kopi tapi nggak masuk kerumah hanya menunggu diluar pagar. Saya tidak yakin dengan jawaban MY itu. Saya minta mengingat lagi mungkin ada anak laki-laki atau siapa. Kemudian MY itu menjawab kalau ada ponakannya W yang datang pagi itu.
Kecurigaan saya dan suami langsung tertuju ke anak itu (perhatikan curiga bukan menuduh) kemudian saya meminta tolong ke MY untuk menanyakannya ke W.

MY sebenarnya hanya asisiten pengganti kami selama asisten MI cuti hamil dan melahirkan. MI merupakan kakak kandung dari MY dan Ibu dari W.
W anak yang berumur kira-kira 14 Tahun bersekolah sampai kelas 5 SD di kampung sana dan tidak mau melanjutkan malah memilih mengikut Ibunya ke Ibu Kota. Ketika saya mencoba menyarankan kepada MI untuk tetap memaksa W melanjutkan pendidikannya jawabanya dalam keluarga mereka bisa baca tulis sudah merupakan hal yang luar biasa.
Waktu saya pertama kali melihat anak itu dia keliatan begitu lugu dan polos.

Sabtu kemarin saya mengobrol dengan MY tentang W , menurut cerita sekarang W sudah jadi anak gaul di Kampung mereka, kampung sebelah, kompleks rumah kami sampai ke tukang ojek. Kebetulan W datang menjemput MY saya melihat W memang banyak perubahan, kelihatan lebih gaya dalam penampilan dan senyum malu-malunya dulu menjadi senyum percaya diri. Sepertinya perubahan yang sangat cepat untuk anak seusia W.

Pagi tadi saya menelpon MY lagi untuk menanyakan hasil investigasinya ternyata dengan penuh rasa malu MY menceritakan bahwa setelah melalui beberapa ancaman dan sumpah akhirnya W mengakui bahwa memang dia yang mengambil memory card PS suami saya itu dan begitupun yang hilang 2 bulan yang lalu.

W yang datang dengan wajah yang polos dan lugu.. W yang diandalkan keluarganya karena hanya dia yang bisa baca tulis.. . . telah menjadi sosok yang tidak bisa dipercaya, padahal motto keluarga W “Biarpun kami miskin tapi kami tidak pernah mengambil apa yang bukan hak kami”.
Sayang.. motto keluarga itu rusak oleh satu-satunya yang bisa baca tulis.
ironis...

Tidak ada komentar: