Kemarin dalam perjalanan pulang dari kantor ke rumah Suami bercerita pengalamannya ketika pertama kali ke Jepang 3 Tahun yang lalu, waktu itu suami mendapat kesempatan dari tempat kerjanya untuk training selama 5 bulan di Jepang.
Yang namanya pertama kalinya Ke Jepang seorang diri, walaupun sudah dibekali kursus bahasa Jepang selama beberapa bulan tetap aja kaget begitu melihat tulisan kanji ada di mana-mana. Suami saat itu cuma bermodalkan peta untuk menuju ke tempat training dan dari petunjuk peta suami harus 2 kali ganti kereta untuk tiba di tempat trainingnya itu. Namun suami masih terhibur dengan perkenalannya dengan 3 teman dari Batam yang ternyata juga akan menuju ke tempat Training yang sama dengan suami saya.
Walaupun suami saya agak sebel juga ketika teman dari Batam ini berkata dengan gaya yang sedikit angkuh “Wah, Mas nggak ada yang jemput ya? Kalau kita sih sebentar lagi bakal ada yang jemput trus ngantarin ke tempat training”, kemudian melihat jumlah mereka yang sedikit dan tujuan yang sama suami saya meminta tolong untuk ikut dengan mereka. Tapi salah satu dari mereka bilang itu tidak boleh karena takut bermasalah dengan kantor tapi seorang teman lainnya mengatakan akan mencoba menanyakan ke orang Jepang yang menjemput itu, namun ketika si Jepang penjemputnya datang tetap suami saya tidak diperbolehkan ikut. suami saya pun mengerti karena itu sudah merupakan aturan di kantor mereka.
Yang namanya pertama kalinya Ke Jepang seorang diri, walaupun sudah dibekali kursus bahasa Jepang selama beberapa bulan tetap aja kaget begitu melihat tulisan kanji ada di mana-mana. Suami saat itu cuma bermodalkan peta untuk menuju ke tempat training dan dari petunjuk peta suami harus 2 kali ganti kereta untuk tiba di tempat trainingnya itu. Namun suami masih terhibur dengan perkenalannya dengan 3 teman dari Batam yang ternyata juga akan menuju ke tempat Training yang sama dengan suami saya.
Walaupun suami saya agak sebel juga ketika teman dari Batam ini berkata dengan gaya yang sedikit angkuh “Wah, Mas nggak ada yang jemput ya? Kalau kita sih sebentar lagi bakal ada yang jemput trus ngantarin ke tempat training”, kemudian melihat jumlah mereka yang sedikit dan tujuan yang sama suami saya meminta tolong untuk ikut dengan mereka. Tapi salah satu dari mereka bilang itu tidak boleh karena takut bermasalah dengan kantor tapi seorang teman lainnya mengatakan akan mencoba menanyakan ke orang Jepang yang menjemput itu, namun ketika si Jepang penjemputnya datang tetap suami saya tidak diperbolehkan ikut. suami saya pun mengerti karena itu sudah merupakan aturan di kantor mereka.
Ketika suami saya sedang sibuk membaca peta perjalanannya di stasuin kereta yang pertama akan dinaiki, tampaklah teman-teman dari Batam itu dengan teman Jepangnya yang menjemput, ternyata mereka bukan dijemput dengan mobil tapi dengan naik kereta juga. mereka akhirnya naik di kereta yang sama tapi di gerbong yang berbeda.
Saat itu suami saya mendapat tempat duduk disamping seorang orang India yang ternyata akan ke Tempat training yang sama juga.
Setelah sampai di tempat penggantian kereta selanjutnya si India mengajak suami saya naik taxi saja karena dari kantor si India ini biaya Taxi tanggung perusahaan akhirnya suami saya setuju. Walaupun naik kereta lebih cepat daripada naik taxi tapi naik taxi lebih nyaman dan aman mengingat bawaan suami saya cukup banyak untuk perbekalan 5 bulan.
Akhirnya Suami dan Si India diantar Taxi itu sampai di Lobby tempat training dan ternyata mareka tiba bersamaan dengan teman-teman dari Batam itu dan Si Jepang
Suami : " Nyampenya bisa bareng gini ya Pak ?"
Salah seorang dari Si Batam : " Situ enak naik Taxi, lah kita dengan bawan sebanyak ini jalan kaki dari stasiun kesini"
Suami : "Loh emangnya stasuinnya jauh Pak ?"
Salah seorang dari Si Batam : "nggak jauh kok Pak cuma kurang lebih 2 kilo!"
hahahahhahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar